Perempuan Berkaleng Karat

Tak ada mata yang melihat/ Ia berbaring/ Selain aku, tak ada/ Matanya membendung, ia tak berkutik// Kak!/ Maaf// Desing suara mesin, asap/ Hiasan hari-harinya/ Tak satupun menoleh/ Sekedar menatap// Kak!/ Maaf// Tolong kak…/Maaf saya terlambat// Senja turun/ Ia tak lagi tersengat/ Hanya saja matanya/ Semakin sayup// Kak!/ Iya de/ Saya lapar/ Mari ikut aku/ Kita mau ke mana// Kau lapar kan/ tapi/ Makanlah anak manis// Senyum itu, benar manis/ Perempuan kecil itu/ Kembali ke tempatnya/ Kembali dengan kaleng karatnya//

Jatinangor, 19 Oktober 2010

Leave a comment